Kamis, 07 Mei 2009

Konservasi dan Preservasi Koleksi Perpustakaan

Abstrak
Dalam ruang lingkup perpustakaan Konservasi dan Preservasi adalah suatu pekerjaan yang harus pustakawan kerjakan, karena dengan dilakukan itu semua maka suatu koleksi yang terdapat pada perpustakaan akan dapat terpelihara dengan baik. Setiap koleksi yang terdapat dalam perpustakaan harus di pelihara secara baik agar bisa tetap dimanfaatkan oleh para pemakai. Dan kita ketahui dalam memelihara koleksi-koleksi tersebut pustakawan memerlukan pengetahuan yang luas agar semua koleksi itu bisa bertahan lama dalam keadaan baik walaupun telah lama usia koleksi tersebut. Hal ini disebabkan oleh kebijakan di perpustakaan yang bertujuan menunjukkan dan mewujudkan eksitensi kegiatan Preservasi dan Konservasi yang dilakukan guna menyelamatkan koleksi yang ada.
Kata kunci : Konservasi, Preservasi, Koleksi, Pustakawan, Perpustakaan

PENDAHULUAN

Sepanjang sejarah manusia, perpustakan bertindak selaku penyimpanan khasanah hasil pikiran manusia. Hasil pikiran manusia ini dapat dituangkan dalam bentuk cetak maupun non cetak maupun dalam bentuk elekrtonik seperti disket. Hasil pikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk buku dalam arti yang luas, inisering diasosiakan dengan kegiatan belajar. Buku merupakan alat bantu manusia untuk belajar, sejak saat mulai dapat membaca, memasuki bangku sekolah hingga bekerja.1
Selain itu juga dalam buku yang lain menurut Mardyantini (2007 : 54), dikatakaan bahwa perpustakaan sebagai pusat informasi dan penyebar informasi, mempunyai tugas dan kewajiban untuk menjaga keutuhan dan kelestarian bahan-bahan perpustakaan yang dimiliki. Terkait dengan tugas dan kewajibannya, perpustakaan harus berusaha bagaimana agar tindakan pengerusakan maupun hal yang tidak diinginkan pada koleksi suatu perpustakaan tidak terjadi.
Dalam berbagai literature, kita akan menemukan istilah Conservation dan Preservation. Conservation atau pengawetan terbatas pada kebijakan serta cara khusus dalam melindungi atau menyimpan bahan pustaka dan arsip untuk kelestarian semuanya. Preservation atau pelestarian mencakup pada semua aspek usaha melestarikan semua bahan pustaka dan arsip, termasuk didalamnya kebijakan pengolahan, sumber daya manusia, metode dan tehnik penyimpanannya agar semua koleksi yang terdapat pada perpustakaan tersebut bisa dilestarikan dengan baik.
Maka karena itulah aktivitas Konservasi dan Preservasi haruslah bisa berjalan dengan baik, karena semua itu dilakukan semata-mata untuk menjaga dam menyimpan semua jenis koleksi yang terdapat pada suatu perpustakaan. Dengan berjalannya semua itu, maka sangat mungkin suatu perpustakaan akan dikunjungi oleh banyak pengguna untuk mencari koleksi yang telah disediakan.

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN KONSERVASI DAN PRESERVASI
Konservasi secara umum diartikan dengan pelestarian, namun dalam khasanahnya sangat banyak pengertian yang ada dan berbeda pula implikasinya. Menurut Adishakti (2007) istilah ini biasanya digunakan para arsitekmengacu pada piagam dari International Council of Monuments and Site (ICOMOS) tahun 1981, Piagam ini lebih dikenal dengan Burra Charter.
Dalam Burra Charter konsep Konservasi adalah semua kegiatan pelestarian sesuai dengan kesepakatan yang dirumuskan pada Piagam tersebut. Konservasi adalah konsep proses pengolahan suatu tempat atau ruang ataupun obyek agar makna kultural yang terkandung didalamnya terpelihara dengan baik.
Maka dalam lingkup perpustakaan dapat dikatakan bahwa Konservasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh suatu perpustakaan untuk melestarikan semua bahan koleksi yang ada agar tetap dalam keadaan yang baik, bisa digunakan serta dalam pelestariannya mengacu pada kebijakan perpustakaan tersebut.
Preservasi adalah kegiatan yang terencana dan terkelola untuk memastikan agar koleksi perpustakaan dapat terus dipakai selama mungkin. Pada dasarnya Preservasi itu upaya untuk mematikan agar semuabahan koleksi cetak maupun non cetak pada suatu perpustakaan bisa tahan lama dan tidak cepat rusak.
Dalam sepuluh tahun terakhir pada abad ke-20, Preservasi telah berkembang menjadi salah satu macam pekerjaan yang menarik perhatian dalam dunia perpustakaan.2 Oleh karena itu, akhir-akhir ini setiap perpustakaan seklalu menerapkan kegiatan Preservasi ini. Dan kita mengaharapkan dengan semakin berlanjutnuya kegiatan seperti ini, maka akan terjaga pula semua koleksi perpustakaan agar tidak cepat rusak maupun hilang.
Menurut Internatoinal Federation of Library Assosiation (IFLA) member batasan sdalam mendefinisikan tentang pelestarian (Sudarsono, 2006: 314).

Pelestarian (Preservation). Mencakup semua aspek usaha melestarikan bahan pustaka dan arsip, termasuk didalamnya kebijakan pengolahan, metode dan tehnik, sumber daya manusia, dan penyimpanannya.
Pengawetan (Conservation). Membatasi kebijakan dan cara khusus dalam melindungi bahan pustaka dan arsip untuk kelestarian koleksi tersebut.
Perbaikan (Restoration). Menunjuk pada pertimbangan dan cara yang digunakan untuk memperbaiki bahan pustaka dan arsip yang rusak.
Dari beberapa definisi istilah diatas dapat kita simpulkan bahwa, kegiatan Conservation dan Restoration adalah bagian dari kegiatan Konservasi. Sedangkan Preservation adalah kegiatan yang tidak bisa dimasukkan kedalam Konservasi karena itu telah masuk pada Preservasi. Hal ini dipisahkan karena ada batasan-batasan dari masing-masing istilah tersebut.

2. CAKUPAN BENTUK KEGIATAN KONSERVASI DAN PRESERVASI

Perpustakaan merupakan sistem informasi yang didalamnya terdapat aktifitas pengumpulan, pengolahan, pengawetan, pelestarian dan penyajian serta penyebaran informasi.3 Suatu kemungkinan yang sangat besar jika kegiatan Konservasi dan Preservasi itu menjadi bagian dalam manajemen perpustakaan dan terorganisir dengan baik. Sehingga semua langkah-langkah yang telah diambil dan diputuskan bisa dilakukan dan dikembangkan sesuai dengan apa yang telah diinginkan bersama.
Setiap kegiatan yang terjadi pada suatu perpustakaan dalam menjaga agar semua koleksi cetak maupun pasti mencakup semua kegiatan dalam Konservasi dan Preservasi, hal ini bisa kita sebut seperti itu karena ketika kita melakukan Konservasi maka kita juga telah melakukan kegiatan Preservasi. Semua ini terjadi karena antara Konservasi dan Preservasi adalah kegiatan yang saling berkaitan.
Kegiatan Konservasi dan Preservasi saat ini telah berkembang dengan pesat, kita bisa lihat dengan berkembangnya segala teknologi maka kegiatan tersebut tidak hanya dapat dilakukan pada koleksi yang yang cetak saja. Karena saat ini juga telah berkembang kegiatan Konservasi dan Preservasi digital yang semaikn memudahkan perpustakaan dalam merawat suatu koleksi dengan baik.

2.1 Kegiatan Dalam Konservasi

Ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam kegiatan Konservasi, antara lain adalah :
Preservasi
Restorasi
Replikasi
Rekonstruksi
Revitalisasi, dan
Rehabilitasi.
Dari definisi diatas mengenai Konservasi maka seharusnya memungkinkan fungsi dari itu semua bisa dimanfaatan menjadi kegiatan yang relevan. Karena hanya dengan kegiatan itu semua maka setiap koleksi manupun yang lainnya yangt terdapat pada suatu perpustakaan bisa terawat dengan baik.
Biasanya kegiatan pelestarian koleksi dilakukan secara bertahap terdiri dari Inventarisas dan klasifikasi koleksi, koleksi yang terhitung sudah sangat tua, dan dana yang tersedia. Selain itu semua kita harus bisa melihat faktor-faktor yang membuat koleksi ini rusak antara lain:

Koleksi perpustakaan yangs sudah sangat tua,
Terkena cahaya yang berlebihan,
Terkena air,
Tekanan fisik yang berlebihan, dan
Vandalisme.4

Selain faktor-faktor diatas, masih banyak lagi yang lainnya. Melihat adanya faktor-faktor diatas, maka kegiatan pelestarian dapat dilakukan pula dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang telah disebutkan pada bagian atas. Sehingga kerusakan yang akan terjadi pada suatu koleksi di perpustakaan akan dapat diminimalisir dengan baik.
Dalam perpustakaan, idealnya haruslah ada seorang yang ahli dalam kegiatan Konservasi atau yang lebih dikenal dengan sebutan konservator. Konservaror ini harusnya sudah terlatih dengan baik dan berpengalaman untuk melakukan semua prosedur pemeliharaan dan perbaikan, dan semua prosedur lainnya. Tugas utama seorang Konservator antara lain adalah:

Mengawasi kegiatan Konservasi,
Membuat prioritas utama terhadap usaha perbaikan bahan pustaka,
Mengembangkan dan mengenalkan prosedur dan tehnikbaru dalam perbaikan bahan pustaka,
Memperbaharui informasi mengenai Konservasi bahan pustaka dengan mengikuti perkembangan literature Konservasi.

Semua aktifitas yang dilakukan pada Konservasi diatas tergantung pada kondisi, persoalan, dan kemungkinan yang dapat yang dapat dikembangkan dalam upaya pemeliharaan lebih lanjut. Suatu program Konservasi sedapat mungkin tidak hanya dipertahankan keasliannya dan perawatannya saja, melainkan juga haruslah mendatangkan nilai dan manfaat yang lainnya kepada masyarakat yang ikut serta dalam kegiatan tersebut dengan mengikuti kebijakan yang teklah dilakukan oleh lembaga perpustakaan tersebut.

2.2 Kegiatan Dalam Preservasi

Preservasi (Preservation) merupakan semua unsur pengolahan, keuangan, cara penyimpanan, alat bantu, ketenaga kerjaan, maupun metode yang digunakan untuk melestarikan bahan pustaka, dokumentasi, arsip maupun informasi yang dikandungnya.5 Preservasi itu pada dasarnya adalah upaya mempertahankan sumber daya kultural dan intelektual agar dapat digunakan sampai batas waktu yang selam mungkin. Khususnya lagi pada bahan koleksi buku yang terdapat pada perpustakaan, preservasi memainkan peran yang penting dalam pertumbuhan kekayaan intelektual dan pengembangan profesionalisme pada seseorang.
Dalam dunia kertas, konsep ini berkaitan langsung dengan perawatan dan pelestarian fisik kertas, perlindungan dari kerusakan pemakai, bencana alam, maupun pencurian. Kandungan isi buku dapat dilestarikan dengan merawat fisik kertasnya dan melakukan perawatan yang lainnya. Sehingga sebuah koleksi buku itu dapat tetap awet walau sudah sangat berumur tua.
Dalam kegiatan Preservasi sebenarnya tidak hanya dalam betuk buku saja, hal ini disebabkan majunya teknologi yang ada. Bahkan ada yang melakukan Preservasi digital untuk koleksi perpustakaan yang bentuknya non cetak. Menurut Barclay Odgen (3), aplikasi praktis dalam kegiatan Preservasi koleksi perpustakaan dapat dilakukan dengan memperhatikan beberapa faktor, diantaranya:
Biaya dan keuntungan dari melakukan kegiatan Preservasi.
Perlindungan koleksi yang mencakup perlindungan dari kebakaran, sistem pendeteksi dini kebakaran, bahan kimia, perlindungan dari air, pencurian, vandalism, dan kesiagaan dari bencana alam yang akan datang.
Lingkungan yang mencakup kelembaban, temperatur, kestabilan kelembaban, sirkulasi udara, tata pencahayaan, dan sarana penyimpanan.
Pengerakan koleksi yang mencakup desain pengerakan, penempatan pengerakan, eksterior dinding, dan alas untuk pengerakan.
Beberapa upaya kegiatan Preservasi koleksi perpustakaan diatas mempunyai tujuan yang sangat mendasar. Menurut saya karena perpijak pada sebuah harapan yang besar akan perkembangan peradaban lebih maju. Apapun kegiatan yang dilakukan , semuanya pada akhirnya adalah suatu cara agar semua koleksi yang di perpustakaan itu mendapatkan perlindungan dan pemeliharaan koleksi dengan baik dan benar.
Dalam suatu perpustakaan memang dibutuhak seorang Konservator dalam melestarikan koleksi yang ada. Selain seorang Konservator, peran pustakawan juga sangat penting dalam pemeliharaan koleksi. Pendidikan pemeliharaan bahan pustaka perlu diberikan kepada pustakawan, karena pustakawan terlibat langsung dalam kegiatan pemeliharaan tersebut. Pendidikan dalam pemeliharaan koleksi dibagi menjadi dua:

In house training, yang dipelajari antara lain:
Pengetahuan umum mengenai pemeliharaan bahan pustaka,
Memberikan tehnik-tehnik keahlian pemeliharaan yang baru,
Mencegah pengguna untuk merusak bahan pustaka.

Pendidikan pustakawan, pendidikanya dibagi menjadi tiga tahap :
Pelatihan wajib,
Pelatihan pilihan jangka pendek,
Pelatihan secara terpisah, bisa selama dua atau tiga tahun.
Semua kegiatan yang dilakukan pada bagian diatas adalah untuk Preservasi dalam bentuk koleksi cetak, ada jenis-jenis kegiatan Preservasi pada koleksi non cetak atau dalam bentuk digital antara lain:

Preservasi teknologi dalam bentuk perawatan secara seksama semua perangkat keras dan lunak yang dipakai dalam membaca atau menjalankan suatu materi digital tertentu.
Penyegaran atau pembaharuan dengan memperhatikan usia media, misalnya dialih mediakan.
Migrasi dan format ulang, berupa kegiatan mengubah konfigurasi data digital tanpa mengubah kandungan isi intelektualnya.
Emolusi (emolusion) yaitu proses dilingkungan sistem. Artinya, secara teoritis dapat dilakukan pembuatan ulang secara berkala terhadap program komputer tertentu agar dapat terus membaca data digital yang direkam dalam berbagai format dari berbagai versi.
Arkeologi digital (digital archeology) dengan asumsi bahwa suatu saat nanti aka nada sebuah cabang ilmu khusus yang berkonsentrasi pada “penggalian” media untuk mencari tahu apa isinya.
Mengubah data digital menjadi analog, terutama untuk materi digital yang sulit diselamatkan dengan semua cara diatas.

PENUTUP

Dari penjabaran diatas, penyuisun dapat menyimpulkan menjadi beberapa hal, yaitu : pertama, bahwa kegiatan akobnservasi dan preservasi bukanlah kegiatan yang sederhana. Kita harus berkonsentrasi pada pencegahan kerusakan terhadap semua koleksi yang terdapat pada sebuah perpustakaan. Kedua, kegiatan yang dilakukan untuk melestarikan atau memelihara suatu jenis koleksi termasuk didalamnya Konservasi dan Restorasi dapat dikatakan sebagai bagian dari kegiatan Preservasi, karena ketika kita melakukan Preservasi maka kita juga telah mengerjakan Konservasi.
Kegiatan Konservasi dan Preservasi itu tidak hanya mencakup pada koleksi cetak saja, melainkan sudah mencakup semua koleksi yang non cetak atau digital. Karena itulah saat ini juga sudah ada kegiatan Konservasi dan Preservasi digital yang dikakukan oleh perpustakaan- perpustakaan yang sudah mempunyai fasilitas teknologi yang lengkap.

DAFTAR PUSTAKA
Feathur, Jhon. “Preservation and Management of Library Collections”dalam terjemahan Rusina Syahrial dengan judul Perservasi dan Pengolahan Koleksi Perpustakaan. (Proyek Pengembangan Sistem Nasional tahun 1994/1995), Library association
Lasa, HS. Leksikon Kepustakaan Indonesia. Yogyakarta : Pustakawan UGM, 2000
Lasa, HS. Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta : Gama Media,2005
Pendit, Putu Laxman. Perpustakaan Digital dari A-Z. Jakarta : Cita Karyakarsa Mandiri, 2008.
Sunarto, NS. Perpustakan dan Masyarakat. Jakarta : Sagung Seto, 2006.
Trimo, Soejono. Pengantar Ilmu Dokumentasi. Bandung : Remadja Karya, 1987.
%20pustaka/bab%207.pdf. diunduh pada tanggal 28 April 2009 pukul 21.30 WIB
. Diunduh pada tanggal 27 April 2009 pukul 00.30 WIB
. Diunduh pada tanggal 28 April 2009 pukul 20.00 WIB
1 Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (1993 : 4)
2 Jhon Feather, Preservasi dan pengolahan koleksi perpustakaan. Terjemahan Rusina Syahrial (dari judul asli : Preservation and management of library ).
3 Lasa HS, Manajenen Perpustakaan, (2005: 48)
4 http://ypr.or.id/site/lang/id/pelestarian-koleksi-perpustakaan%E2%80%AD/ diunduh pada tanggal 28 april 2009
5 Lasa HS, Leksikon Kepustakawanan Indonesia, (2000: 151)

2 komentar:

Nindy Albar mengatakan...

makasih sudah membantu saya mengerjakan tugas mata kuliah preservasi dan konservasi ^_^

ruang baca mengatakan...

mas tolong donk jelaskan dengan ringkas dan tepat apa beda preservasi dengan konservasi?

tolong dijawab secepatnya ya mas...